Sabtu, 31 Maret 2012

ULTRA HIGH FREKUENSI TV



UHF merupakan singkatan dari Ultra High Frequency. UHF merupakan rentang suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki rentang frekuensi antara 300 MHz sampai 3 GHz.
Gelombang radio diluar rentang UHF akan masuk ke dalam pengelompokan lain, seperti SHF, RHF dan VHF.
Berikut pembagiannya :
  • UHF (Ultra High Frequency) 300 MHz – 3 GHz
Pada kesempatan kali ini akan fokus membahas tentang UHF dan penggunaannya dalam transmisi sinyal televisi.
UHF dan VHF biasanya digunakan untuk transmisi sinyal televisi. Di Indonesia  sebagian besar stasiun televisi menggunakan gelombang radio UHF, baik stasiun swasta maupun negeri. Seperti TVRI misalnya, TVRI tidak hanya menggunakan sinyal VHF dalam memancarkan siarannya, tetapi juga menggunakan UHF.

 http://nico89s.wordpress.com/2010/05/03/penggunaan-frekuensi-uhf-untuk-televisi-di-indonesia/

Selasa, 20 Maret 2012

BLANK SPOT PADA BTS



Wah, Ada `Blank Spot`______


KITA sering mendengar ucapan, "Kalau melaksanakan sesuatu jangan setengah
hati." Ucapan tersebut bisa diterjemahkan secara bebas berarti mengetahui
dan menghayati suatu hal secara utuh, mulai kulit kemudian isi serta mampu
mengimplementasi atau mengaplikasikannya. Terjemahan bebas tersebut berlaku
pula pada bahasan kita kali ini mengenai arti, sebab, dan bagaimana
menyikapi terminologi seluler yang mempunyai istilah soal kondisi Blank Spot
atau diterjemahkan bebas sebagai `Titik Kosong`.

Hal pertama yang kita laksanakan adalah mengetahui arti dari Blank Spot atau
Titik Kosong, yaitu daerah yang tidak mendapat sinyal atau tidak ter-cover
oleh BTS (Base Transceiver Station). Ini merupakan hal yang sering membuat
operator seluler menerima keluhan tidak berfungsinya ponsel atau tidak
mendapat sinyal di beberapa tempat/daerah tertentu. Misalnya seperti di
basement hotel atau mal, di daerah dengan kerapatan bangunan beton tebal dan
dinding yang tinggi, juga daerah hutan pinggiran yang rapat.


Blank Spot harus dibedakan dengan crowded channel atau kanal penuh. Kanal
penuh adalah suatu peristiwa di mana kanal pembicaraan baik menerima maupun
memanggil yang disediakan untuk daerah tertentu terpakai seluruhnya dan
harus masuk dalam antrean. Hal ini akan kita bicarakan pada kesempatan lain.


Hal kedua adalah mengetahui penyebab terjadinya Blank Spot atau titik
kosong. Pada dasarnya penyebab titik kosong adalah tidak sampainya sinyal
dari BTS ke suatu daerah. Sebabnya beberapa hal, di antaranya yang umum
adalah ketinggian dan/atau kedalaman bangunan di suatu daerah, ketebalan
beton dan kerapatan bangunan, serta jarak antar-BTS dan struktur geografis.
Sedangkan hal khusus adalah jarak dan luas pancar dari BTS serta sudut
kemiringan antena pada BTS. Masalah ketinggian dan kedalaman, ketebalan
serta kerapatan bangunan biasanya diatasi dengan pemasangan repeater alias
penguat sinyal. Untuk dalam ruangan biasa disebut indoor repeater yang
dikenal dengan julukan picocell. Sedang untuk luar ruang lazim disebut
outdoor repeater atau pengganda kanal pembicaraan di wilayah tertentu, alat
ini kondang dengan sebutan microcell.


Blank Spot yang disebabkan oleh jarak antar-BTS dan struktur geografis, bisa
diatasi antara lain dengan: mengatur derajat kemiringan antena yang
meng-cover suatu daerah, menambah ketinggian BTS atau dengan menambah BTS
dan/atau repeater di daerah tersebut. Usaha-usaha di atas tentunya dilakukan
bertahap karena banyak kendala yang dihadapai oleh industri seluler
Indonesia sejak dimulainya krisis ekonomi.


Hal ketiga adalah menyikapi eksistensi Blank Spot. Sebagai ponselmania,
tentunya kita bisa menyikapi persoalan ini dengan arif. Caranya, misalnya
dengan memahami bahwa Blank Spot sedikit banyak tak terlepas dari masalah
krisis ekonomi yang menimpa negara kita. Garis merahnya adalah langkanya
biaya untuk riset dan pengembangan baik jaringan maupun pelayanan serta
peralatan. Masalah Blank Spot, sejatinya adalah persoalan umum yang dimiliki
oleh semua operator seluler di mana pun. Artinya, tidak hanya terjadi di
Indonesia tetapi juga di negara-negara lain bahkan di negara tempat
dibuatnya peralatan itu sendiri.


Dengan mulai pulihnya keadaan ekonomi dan politik, tentu bisa diharapkan
tahap-tahap pengembangan yang tersendat atau malah tertunda, dapat
terlaksana dengan percepatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan
begitu keluhan mengenai Blank Spot ini dapat terus ditekan dan berkurang.
Bila semua bisa dipahami, maka sangatlah arif bila kaum selulermania
memberikan waktu kepada industri seluler Indonesia, untuk secara sehat
berkompetisi dalam meningkatkan kinerjanya, khususnya dalam memperkuat
jaringan untuk mengeliminasi Blank Spot. (0)


Trian Dima Satria, pemerhati masalah telekomunikasi seluler



Sumber : Media Indonesia
http://groups.yahoo.com/group/berita-it/message/254